Pengangkatan Ali bin Abi Thalib

    Ketika terjadi pengepungan atas khalifah Usman bin Affan oleh para pemberontak, Ali bin Abi Thalib meminta dua orang putranya Hasan dan Husain untuk menjaga khalifah Usman, namun akhir dari pengepungan itu adalah meninggalnya Usman bin Affan.

Pasca peristiwa itu, para sahabat berkumpul dan mengutarakan pendapat mereka kepada Ali bin Abi Thalib,“Usman telah tiada dan umat membutuhkan pemimpin, sampai saat ini tidak ada seorangpun yang pantas menjadi pemimpin umat Islam selain engkau, dan tak ada juga seorangpun yang lebih senior dalam Islam dan lebih dekat dengan Rasulullah Saw selain engkau”. Ali menolak penunjukan itu, dan beliau belum mengambil tindakan apapun. Sementara keadaan semakin kacau dan menghawatirkan sehingga Ali raguragu untuk mengambil keputusan dan tindakan. Mereka terus mendesak Ali untuk bersedia menjadi khalifah dan mengingatkan keadaan yang lebih buruk akan terjadi jika Ali tidak bersedia menjadi khalifah. Akhirnya Ali bin Abi Thalib bersedia dan dibai‟at menjadi khalifah pada tanggal 24 Juni tahun 656 M di Masjid Nabawi. 
    Setelah bai'at terlaksana, Ali pun berpidato dan berpesan kepada kaum muslimin “Allah telah menurunkan al-Qur‟an sebagai petunjuk untuk membedakan yang baik dari yang buruk. Karena itu, lakukanlah kebaikan dan tinggalkan keburukan”. Masa pemerintahan Ali bin Abi Thalib penuh dengan gejolak, hal ini dipicu oleh konflik internal yang muncul silih berganti, sehingga menghambat pemerintahannya. Gejolak ini juga yang mengakibatkan pada subuh tanggal 17 bulan Ramadhan 40 H Ali bin Abi Thalib ditikam oleh Ibnu Muljam, pada 20 Ramadhan beliau meninggal dan dimakamkan di Kufah. Beliau meninggal dalam usia 63 tahun dan menjadi khalifah selama 4 tahun 9 bulan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Latihan Soal Semester 2

Memuat… Lihat Nilai Disini!